Senin, 02 April 2018

proses pembuatan anime


Anime Jepang adalah satu jenis film yang unik. Keunikannya ada dalam cerita anime itu sendiri dan bagaimana anime dibuat. Artikel ini akan membahas secara singkat bagaimana anime dibuat dan hal-hal yang menyertainya. Anime telah berkembang begitu pesat dalam hal kualitas gambar, penggunaan warna, teknologi dalam cerita dan kemulusan gambar. Walaupun begitu konsep pembuatannya tidaklah jauh berbeda dari tahun ke tahun.



        Anime sangatlah unik jika dibandingkan dengan film animasi atau film kartun dari Amerika seperti Batman dan Superman, Dora dari Spanyol atau animasi lainnya dari berbagai negara. Perbedaannya bisa dilihat di beberapa hal di bawah ini:

        Anime dibuat berdasarkan budaya Jepang dimana beberapa hal mungkin tampak tidak etis di beberapa negara. Sebagai contohnya, menampilkan *sensor* bukanlah hal yang terlalu dipermasalahkan di Jepang. Hal ini membuat anime Jepang perlu disimpan di rating lebih tinggi dibandingkan rating yang diberikan di Jepang. Tentunya perlu melewati badan sensor film independen untuk menentukan rating paling tepat untuk masing-masing negara.

        Banyak anime disponsori perusahaan besar. Dana sebagian besar dipakai untuk promosi dan pemesanan jam tayang di stasiun TV besar seperti FujiTV dan TBS. Seringkali perusahaan anime justru kekurangan dana. Hal ini dikompensasi dengan penjualan DVD dan penjualan boneka atau model figur.

        Besarnya biaya promosi dan tayang di televisi mempunyai implikasi terhadap harga DVD yang tinggi. Perusahaan anime mencari jalan untuk menurunkan harga DVD mereka, salah satunya caranya yaitu dengan menayangkan anime via streaming di internet, contohnya diCrunchyroll.com. Sebagai gambaran, biaya pembuatan 1 episode anime berkisar antara 2 juta yen sampai dengan 30 juta yen atau antara 18 ribu dollar Amerika sampai dengan 276 ribu dollar Amerika.

        Bagaimanakah proses yang dilakukan dari 0 hingga jadi sebuah anime yang dapat kita tonton? Layaknya seperti pembuatan sebuah film, anime juga mempunya proses yang sama seperti pembuatan sebuah film, berikut adalah prosesnya:

1.Planning



        Perencanaan pastinya kerangka terpenting dalam membuat sesuatu, tidak hanya anime. Namun dalam hal ini, perencanaan kira-kira meliputi tentang hal anime apa yang akan dibuat, bagaimana garis besar ceritanya, teknis, design karakter dan pembagian staff.

2.Scenario 


        Setelah perencanaan matang dibuat, maka selanjutnya membuat scenario. Dari sini cerita dibuat dan dikembangkan . Detail karakter juga dijelaskan.

3.Storyboard


        Skenario adalah bentuk cerita tertulis sehingga perlu divisualisasikan dalam bentuk gambar, agar tim produksi mengerti sepenuhnya detail cerita dan karakter yang akan dibuat. Disinilah peran story board diperlukan . Dalam story board ini dijelaskan bagaimana karakter tersebut bergerak dalam setiap adegan. Lalu diperhitungkan pula sudut penempatan kamera , cahaya, bayangan, dan manajemen waktu. Story board harus selesai sepenuhnya, karena menjadi dasar dalam rapat antara bagian produksi dan bagian gambar.

        Contoh storyboard “Untuk Aru Kagaku no Railgun”. Storyboard ini memiliki 5 kolom yaitu nomor, tata letak, aksi, dialog, dan waktu berjalan (waktu dan frame). Tata letak (layout) digambar secara kasar saja karena akan ditangani oleh seniman lain pada langkah berikutnya.

4.Menggambar


        Tahap ini biasanya terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
 - pembuatan lay out

- gambar-gambar kunci

- animasi in-between

        Dalam proses lay out , orang yang bertanggung jawab membuatnya akan banyak memikirkan bagaimana alur gerakan karakter dalam setiap adegan atau detail latar dan masih banyak hal yang lain terkait proses perfilman.

        Setelah itu, mulai dibuat gambar-gambar kunci. Orang yang bertanggung jawab dalam tahap ini harus menentukan pada titik-titik mana saja pergerakan karakter terjadi.

        Proses ini kemudian dilanjutkan dengan gambar in-between yang mengisi gambar kunci tersebut. Hasilnya, gambar itu sepenuhnya bergerak.

5.Mewarnai


        Dulu proses pewarnaan menggunakan cat dan kuas di atas sel-sel yang disiapkan. Tapi sekarang, karena gambar di scan dalam computer , pewarnaan bisa dilakukan dengan cara digital. Pewarnaan ini penting untuk memberikan nuansa dan efek pada animasi tersebut.

6.Filmnisasi 


        Tahap ini menyatukan dan merekam seluruh gambar yang sudah disiapkan. Pada proses ini gambar-gambar itu bergerak dan ditambahkan visual efek jika diperlukan. Dulu, animasi tercipta dari hasil memotret frame satu ke frame yang lain. Tapi sekarang sudah menggunakan komputer.

7. Dubbing


        Tahap selanjutnya setelah animasi itu menjadi film utuh adalah pengisian suara . Pengisian suara untuk setiap karakternya mulai dimasukkan. Begitu juga efek suara yang lain.


·         Biaya produksi ANIME per episode
        Meskipun industri animasi AS dan Eropa sudah mengadopsi teknologi 3D bukan berarti anime yang masih menggunakan teknologi animasi 2D ditinggalkan penontonnya.

        Dari hasil selancar di dunia maya, biaya produksi anime adalah 11 juta yen/episode atau kurang lebih Rp 1,32 milyar/episode dan untuk 1 season – 12 episode menghabiskan biaya Rp 15,84 milyar. Biaya produksi ini terdiri dari :

* Original work – 50,000 yen ($660) – Rp 6 jt
* Script – 200,000 yen ($2,640) – Rp 24 jt
* Direction – 500,000 yen ($6,600) – Rp 60 jt
* Production – 2 million yen ($26,402) – Rp 240 jt
* Animation Supervision – 250,000 yen ($3,300) – Rp 30 jt
* Original Art – 1.5 million yen ($19,801) – Rp 180 jt
* Animation – 1.1 million yen ($14,521) – Rp 132 jt
* Post-production – 1.2 million yen ($15,841) – Rp 144 jt
* Art (backgrounds) – 1.2 million yen ($15,841) – Rp 144 jt
* Photography – 700,000 yen ($9,240) – Rp 84 jt
* Sound – 1.2 million yen ($15,841) – Rp 144 jt
* Materials – 400,000 yen ($5,280) – Rp 48 jt
* Editing – 200,000 yen ($2,640) – Rp 24 jt
* Printing – 500,000 yen ($6,600) – Rp 60 jt

        Satu episode anime rata-rata terdiri dari 25 menit atau sekitar 37.500 frames. Jika biaya produksi anime adalah Rp 1,3 Milyar/episode, maka biaya produksi anime per menit adalah Rp 52,8 juta/menit atau Rp 35.200 per frame.

        Berikut ini daftar biaya produksi anime per episode:
~ 1962 – Astroboy: Rp 252 juta/eps
~ 1982 – Macross: Rp 660 juta/eps
~ 1995 – Evangelion: Rp 750 juta/eps
~ 2000 – ZOIDS: Rp 1,09 milyar/eps
~ 2002 – Gundam SEED: Rp 3 milyar/eps
~ 2004 – Gimdam SEED Destiny: 3,96 milyar/eps
~ 2007 – Gurenn Lagann: Rp 1,3 milyar/eps

        Mari kita bandingkan dengan biaya produksi animasi barat:
~ 1987 – Ducktales: Rp 5,2 milyar/eps
~ 1999 – Spongebob Squarepants: Rp 6,7 milyar/eps
~ 1999 – Futurama: Rp 12 milyar/eps
~ 2005 – Avatar: The last airbender: Rp 13,2 milyar/eps

        Terbukti ternyata yang kita tonton selama ini bukan karya murahan kan? Lalu darimana para pekerja studio itu mendapat uang sebegitu banyak untuk memproduksi satu episode anime hampir setiap minggunya?
Total biaya anime 2/3-nya dibiayai oleh pemerintah Jepang.

        Anime adalah transfer budaya, pengetahuan, pemikiran dan banyak hal. Bisa dibayangkan cara pandang kita terhadap negara Jepang sekiranya anime tidak pernah di ciptakan?

        Nah sekarang terjawab kenapa animasi Indonesia sulit disejajarkan kualitas juga pamornya dengan produksi internasional dan alasan kenapa animator Indonesia lebih memilih berkarir di luar negri.
Kecuali jika ada investor yang berani menanam modal dengan angka diatas untuk produksi animasi di Indonesia, siapa tahu?

        Nah mulai sekarang marilah kita menghargai dan mengapresiasikan hasil karya para animator yang telah membuat sebuah karya yang tidak mudah seperti kita bayangkan, dan janganlah hanya menonton saja tanpa tau jerih payah orang yang membuatnya, dengan begitu kita akan tau makna dan kita akan sadar bahwa Anime itu bukanlah hanya tontonan anak-anak saja yang tidak ada gunanya, tapi Anime adalah sebuah seni dan banyak pembelajaran didalamnya yang dapat kita peroleh.



SUMBER:      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar